Sebenarnya jika kita membahas mengenai perjalanan waktu, maka
tidak akan terlepas dengan peristiwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj. Dimana
Nabi Muhammad SAW dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh hanya dengan waktu
yang sangan singkat, tentu saja peristiwa ini akan dapat terjadi semata-mata
hanya dengan bantuan Allah SWT.
Tetapi jika kita menelusuri beberapa teori yang diungkapkan oleh
beberapa ilmuan yang mengungkapkan bahwa mungkin saja perjalanan waktu tersebut
dapat dilakukan. Dan manusia dapat memanfaatkan worm hole atau lubang cacing.
Apa itu lubang cacing?
Dalam teori relativas khususnya, Einstein mengatakan bahwa tidak
ada yang dapat memiliki kecepatan lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Pertanyaannya adalah: Jika kita tidak bisa lebih cepat daripada cahaya,
bagaimana kita bisa mengunjungi ujung galaksi kita yang lain, atau galaksi lain
yang cahaya saja
membutuhkan waktu puluhan ribu atau jutaan tahun untuk sampai
kesana?
Pada tahun 1935, Albert Einstein dan Nathan Rosen menggunakan teori
relativitas umum Einstein untuk mengusulkan adanya "jembatan" melalui
ruang-waktu. Jalur ini, yang disebut "Jembatan Einstein-Rosen" atau
"Lubang Cacing", menghubungkan dua titik yang berbeda dalam
ruang-waktu, secara teoritis ini membuat jalan pintas yang bisa mengurangi
waktu tempuh dan jarak.
Lubang cacing memiliki dua mulut, dengan terowongan yang menghubungkan
keduanya. Mulut kemungkinan besar akan "bulat". Terowongan mungkin
membentang lurus, tetapi bisa juga berbelok-belok, dan dapat lebih panjang
daripada rute yang lebih konvensional.
Teori relativitas umum Einstein secara matematis memprediksi keberadaan lubang
cacing, tetapi belum ada yang ditemukan sampai saat ini. Sebuah lubang cacing
dengan massa negatif mungkin dapat terlihat dengan cara gravitasi mempengaruhi
cahaya yang lewat di dekatnya.
Solusi tertentu dari relativitas umum memungkinkan untuk keberadaan lubang
cacing dimana kedua mulutnya masing-masing terdapat lubang hitam. Namun, lubang
hitam alami, yang dibentuk oleh runtuhnya bintang sekarat, tidak dengan
sendirinya membuat lubang cacing.
Melintasi lubang cacing
Dalam fiksi ilmiah banyak yang mengisahkan perjalanan melalui
lubang cacing. Namun sebenarnya perjalanan melalui lubang cacing lebih rumit,
dan bukan hanya karena kita belum pernah melihatnya.
Masalah pertama adalah ukuran. Lubang cacing primordial diperkirakan ada pada
tingkat mikroskopis, sekitar 10-33 centimeter. Namun, karena alam semesta
mengembang, ada kemungkinan bahwa beberapa mungkin telah membentang ke ukuran
yang lebih besar.
Masalah kedua adalah stabilitas. Diprediksi lubang cacing Einstein-Rosen tidak
akan akan berguna untuk digunakan melakukan perjalanan karena mereka runtuh
dengan cepat. Namun penelitian yang lebih baru menemukan bahwa lubang cacing
yang mengandung materi "eksotis" bisa tetap terbuka dan tidak runtuh
untuk waktu yang cukup lama.
Materi eksotis (jangan rancu dengan materi gelap atau antimateri) berisi
kepadatan energi negatif dan tekanan negatif yang besar. Perilaku atau keadaan
tersebut hanya terlihat dalam keadaaan vakum tertentu sebagai bagian dari teori
medan kuantum.
Jika lubang cacing mengandung materi eksotis yang cukup, baik
alami atau buatan, hal itu secara teoritis dapat digunakan sebagai metode
pengiriman informasi atau wisatawan melalui ruang-waktu.
Lubang cacing tidak hanya menghubungkan dua wilayah yang terpisah dalam alam
semesta, mereka juga bisa menghubungkan dua semesta yang berbeda. Demikian
pula, beberapa ilmuwan telah menduga bahwa jika salah satu mulut lubang cacing
dipindahkan dengan cara tertentu, itu bisa memungkinkan untuk perjalanan waktu.
Namun, kosmolog Inggris Stephen Hawking telah menyatakan bahwa penggunaan
tersebut tidak mungkin.
Meskipun penambahan materi eksotis pada lubang cacing mungkin menstabilkannya
hingga ke titik aman bagi manusia untuk bisa bepergian dengan aman melaluinya,
namun masih ada kemungkinan bahwa penambahan materi "biasa" akan
cukup untuk mengacaukan portal tersebut.
Tetapi ilmuan lain bernama Brian Cox mengklaim
bahwa perjalanan menembus waktu itu memungkinkan, dan manusia juga bisa membuat
mesinnya.
Berbicara
di British Science Festival, Cox mengungkap banyak temuannya tentang perjalanan
menembus waktu. Cox menyatakan pada pengunjung bahwa kita benar-benar bisa
membuat mesin waktu.
Namun teorinya hanya dapat bekerja untuk bepergian ke masa depan, bukan ke masa
lalu. Cox juga menjelaskan bahwa jika kita sudah berada di masa depan, kita
tidak akan bisa kembali lagi ke masa sebelumnya.
Menurut Cox, perjalanan menembus waktu bahkan sudah dilakukan, meski baru pada
skala sangat kecil.
Dalam artian, teknologi untuk memindahkan hal besar seperti
manusia ke masa depan saat ini masih belum ada, dan tidak akan pernah ada yang
bisa membawa orang kembali ke masa lalu.
"Anda dapat pergi ke masa depan, Anda punya kebebasan bergerak total ke
masa depan," kata Cox, seperti dinukil Dailymail.
Teori ini berdasarkan pada teori relativitas Albert Einstein yang menyatakan
untuk melakukan perjalanan ke masa depan, objek yang dipindahkan perlu mencapai
kecepatan nyaris secepat kecepatan cahaya.
Ketika objek tersebut mencapai kecepatan ini, waktu akan melambat turun tetapi
hanya untuk objek tersebut. Misalnya, orang-orang yang terbang di atas wilayah
Atlantik akan merasakan berlalunya waktu sedikit lebih lambat daripada
orang-orang di darat.
"Jika Anda bergerak cepat, waktu Anda akan berjalan relatif lambat
ketimbang orang-orang yang diam. Saat Anda mendekati kecepatan cahaya, waktu
akan berjalan sangat lambat sehingga Anda bisa menuju 10.000 tahun di masa
depan," jelas sang profesor.
Cox menyatakan bahwa teori ini bisa disebut teori lubang cacing atau wormhole
theory.
Terlepas dari beberapa pernyataan beberapa ilmuan di atas, saat
ini telah dimulai penelitian tentang Warp Drive, yakni istilah bagi sebuah
sistem propulsi teoritis untuk mencapai kecepatan yang Lebih Cepat Dari Cahaya
(LCDC) - konsep ini dipopulerkan di televisi oleh film Star Trek (tentu di film
ini tidak se-ilmiah yang diteorikan para ilmuwan).
Sebuah warp drive akan memanipulasi ruang-waktu itu sendiri untuk
memindahkan pesawat luar angkasa, mengambil keuntungan dari celah dalam hukum
fisika yang mencegah apa pun bergerak lebih cepat dari cahaya. Sebuah konsep
untuk warp drive di kehidupan nyata dikemukakan pada tahun 1994 oleh fisikawan
Meksiko Miguel Alcubierre, namun, perhitungan selanjutnya menemukan bahwa alat
tersebut akan membutuhkan jumlah energi yang sangat-sangat besar.
Sekarang para fisikawan mengatakan
bahwa penyesuaian (adjusment) dapat dilakukan untuk warp drive yang diusulkan
Miguel Alcubierre, yang memungkinkan alat ini beroperasi dengan energi
yang jauh lebih sedikit. Adjustment ini membawa ide warp drive kembali dari
ranah fiksi ilmiah ke dalam ranah ilmu pengetahuan.
Melengkungkan Ruang-Waktu
Sebuah warp drive Alcubierre akan melibatkan pesawat/kapal ruang angkasa
selebar lapangan sepakbola yang melekat pada sebuah cincin besar yang mengelilinginya.
Cincin ini, berpotensi terbuat dari materi eksotis, akan menyebabkan
ruang-waktu melengkung di sekitar pesawat luar angkasa, menciptakan daerah
ruang di depannya berkontraksi sehingga membuat pesawat mendekat ke tujuan dan
ruang yang ada dibelakangnya mengembang, membuat pesawat menjauh dari tempat
asal. Sedangkan kapal luar angkasa itu sendiri akan berada di dalam gelembung
ruang-waktu datar (flat space-time) yang tidak melengkung sama sekali. Semua
yang ada didalam ruang, dibatasi oleh kecepatan cahaya, tetapi hal yang
menakjubkan mengenai ruang-waktu adalah: struktur ruang, tidak dibatasi oleh
kecepatan cahaya.Dengan konsep ini, pesawat ruang angkasa akan mampu mencapai kecepatan efektif
sekitar 10 kali kecepatan cahaya, semua tanpa melanggar batas kecepatan kosmik.
Satu-satunya masalah adalah, penelitian sebelumnya memperkirakan bahwa warp
drive akan membutuhkan jumlah minimum energi hampir sama dengan massa-energi
planet Jupiter.
Namun baru-baru ini ilmuwan NASA mengusulkan untuk mengganti cincin datar yang
mengelilingi pesawat dengan bentuk yang mirip sebuah donat bulat.
Penggantian/penyesuaian ini membuat Alcubierre warp drive bisa didukung
oleh massa seukuran pesawat ruang angkasa seperti Voyager 1 yang diluncurkan
pada tahun 1977. Selanjutnya, jika intensitas kelengkungan ruang dapat
diosilasikan dari waktu ke waktu, energi yang dibutuhkan akan terus berkurang.
Para ilmuwan NASA berusaha menguji teori ini di Johnson Space Center, yang pada
dasarnya mereka menciptakan interferometer laser yang menginstigasi versi mikro
dari kelengkungan ruang-waktu.
Dengan
demikian memungkinkan manusia dapat pergi ke tempat yang sangan jauh hanya
dengan waktu yang sangat singkat. Tapi perlu kita ketahui bahwa tetap saja
teknologi yang diciptakan manusia akan memiliki 2 dampak yang bertolak belakang
yang memberikan manfaat dan kehancuran
kita sebagai manusia perlu dengan sangat bijak dalam memanfaatkan semua
teknologi baik yang sudah atau yang akan ada kelak.
Sumber:
http://versesofuniverse.blogspot.com/2013/02/warp-drive-solusi-perjalanan-ruang.html
http://teknologi.inilah.com/read/detail/2029753/manusia-bisa-membuat-mesin-waktu#.VDMYxlf3tw8
http://sains.kompas.com/read/2013/08/27/2207563/Benarkah.Ada.Lubang.Cacing.Penghubung.Antar-Semesta